May Day atau Hari Buruh Internasional diperingati setiap tanggal 1 Mei. Di Indonesia, peringatan May Day diwarnai dengan berbagai unjuk rasa di beberapa daerah. Sebut saja di Bandung, unjuk rasa para buruh dilaksanakan di Gedung Sate. Selain itu juga di Bima, Nusa Tenggara Barat. (Hehe, kalo liat atau baca Bima, suka inget seseorang yang suka tugas di sana). Masih banyak lagi daerah lainnya seperti Surabaya,Jakarta, dll.
Unjuk rasa para buruh ini antara lain adalah tuntutan dihapuskannya sistem pegawai kontrak dan outsourcing, juga menuntut adanya kenaikan upah. Para pengunjuk rasa di Jakarta yang kena PHK oleh perusahaannya, karena mereka mengadakan serikat pekerja dua tahun lalu. Mereka menginginkan agar dipekerjakan kembali oleh perusahaan tersebut.
Sepertinya upaya untuk menyuarakan kehendak di saat May Day ini tidak ditanggapi secara positif dan fokus oleh pihak yang berwenang. Lalu, masih berpengaruhkah saat-saat peringatan May Day ini bagi para buruh di Indonesia?
Di satu sisi, ternyata peringatan May Day menyisakan dampaknya. Dampak yang tampak jelas sekali adalah dengan banyaknya sampah yang ditinggalkan oleh para pengunjuk rasa. Akibatnya para pegawai kebersihan harus ekstra kerja keras membersihkan tempat bekas dipakainya berunjuk rasa, tanpa diberi tambahan upah. Mereka merasa apa yang dikerjakan hari ini, khusus May Day, adalah 5 kali lipat beratnya, dari biasanya. Hal-hal semacam inilah, yang dianggap hal kecil, hal yang terlupakan, tapi ternyata mereka telah merugikan pihak lain yang berkarya dengan rendah hati. Terlihat egois memang. Mereka ingin didengarkan, tetapi di lain sisi mereka juga tidak mempedulikan hal yang diakibatkannya. Apakah hal ini akan dijadikan pembelajaran untuk masa mendatang?
Bandungku, selamat memperingati Hari Buruh Internasional ya...siapkan dirimu untuk hal-hal yang lebih besar lagi kelak...
Unjuk rasa para buruh ini antara lain adalah tuntutan dihapuskannya sistem pegawai kontrak dan outsourcing, juga menuntut adanya kenaikan upah. Para pengunjuk rasa di Jakarta yang kena PHK oleh perusahaannya, karena mereka mengadakan serikat pekerja dua tahun lalu. Mereka menginginkan agar dipekerjakan kembali oleh perusahaan tersebut.
Sepertinya upaya untuk menyuarakan kehendak di saat May Day ini tidak ditanggapi secara positif dan fokus oleh pihak yang berwenang. Lalu, masih berpengaruhkah saat-saat peringatan May Day ini bagi para buruh di Indonesia?
Di satu sisi, ternyata peringatan May Day menyisakan dampaknya. Dampak yang tampak jelas sekali adalah dengan banyaknya sampah yang ditinggalkan oleh para pengunjuk rasa. Akibatnya para pegawai kebersihan harus ekstra kerja keras membersihkan tempat bekas dipakainya berunjuk rasa, tanpa diberi tambahan upah. Mereka merasa apa yang dikerjakan hari ini, khusus May Day, adalah 5 kali lipat beratnya, dari biasanya. Hal-hal semacam inilah, yang dianggap hal kecil, hal yang terlupakan, tapi ternyata mereka telah merugikan pihak lain yang berkarya dengan rendah hati. Terlihat egois memang. Mereka ingin didengarkan, tetapi di lain sisi mereka juga tidak mempedulikan hal yang diakibatkannya. Apakah hal ini akan dijadikan pembelajaran untuk masa mendatang?
Bandungku, selamat memperingati Hari Buruh Internasional ya...siapkan dirimu untuk hal-hal yang lebih besar lagi kelak...
0 komentar:
Posting Komentar
[[ Form mobile comments ]]