Mengapa, bila aku teringat dirimu, air mataku selalu mengaliri pipiku?
Mengapa, bila senyummu membayangiku, air mataku juga selalu hadir membayang di kedua bola mataku yang kemudian menetes di pipiku?
Mengapa, bila wajahmu ada di depanku, air mataku juga selalu ada menemaninya?
Mengapa, air mataku begitu mudah tertumpah dengan sendirinya bila sosokmu menjelma di antara keindahan embun pagi yang rendah hati itu?
Mengapa, air mataku tiba-tiba berlinang, hanya karena aku menyebutkan namamu dan membisikannya dengan segenap hatiku pada setiap detik yang menungguku?
Mengapa, air mataku demikian berderai di antara langgam-langgam yang mengalun merdu di telingaku, hanya karena ada bahasamu di sana?
Mengapa, engkau begitu berpengaruh buatku, sehingga air matakupun dapat merasakan kehadiranmu yang begitu indah dan mengobrak-abrik jiwa, pikiran, dan hatiku?
Kekagumanku padamu tak akan pernah berhenti di satu titik.
Aku ingin menggapainya dengan segenap kemurnian di hatiku, dengan seluruh rasaku.
Aku mohon padamu, untuk selalu menjaga kekagumanku.
Untuk kau simpan di sedalam-dalamnya sanubarimu.
Tidak akan pernah habis air mataku karena sosokmu yang rendah hati, smart, penuh kelembutan, mampu melindungiku bahkan dalam radius ribuan kilo meter sekalipun.
Tidak akan pernah habis pula air mataku, karena sosokmu yang selalu mengerti keinginanku, melayaniku, untuk meningkatkan kualitas pengembangan diriku.
Tidak akan pernah habis air mataku, untukmu yang selalu mampu mendengar bisikanku yang lembut, yang hanya satu kali saja aku perdengarkan buatmu, namun kau mampu mengingatnya dan mengemasnya sebagai kejutan-kejutan indah buatku.
Aku bahagia, memiliki anugerah ini, dan aku tersenyum manja ketika engkau tertawa dengan lepasnya demi kelucuan karena hal yang belum kuketahui.
Aku ingin selalu membuatmu bahagia, meski air mataku selalu menghias di wajah orientalku, membiarkannya menemani hari-hariku yang fana ini...