Dikisahkan dua orang kakak beradik yang tinggal berlainan kota. Sang kakak bernama Tina telah bekerja di Kota Bandung, sedangkan adiknya Tini masih tinggal bersama kedua orang tuanya di Yogyakarta, yang telah lulus SMU, dan atas anjuran orang tuanya, maka Tini pun hendak kuliah di Bandung dan tinggal masih di rumah orang tuanya yang ada di sebuah kawasan elit di Bandung Utara bersama kakaknya.
Pagi yang cerah menyambut Tini di Kota Kembang ini, dan setelah tiba di rumah kakaknya, ia terkejut melihat seorang pria dengan kaos oblong dan celana hawainya keluar dari rumahnya, ikut menyambut Tini.
"Siapa laki-laki ini?" pikir Tini, namun ia tak banyak tanya kepada kakaknya, Tina.
Ia hanya kangen pada kakaknya dan Doggy, anjingnya yang lucu. Sewaktu dibawa kakaknya ke Bandung, Doggy masih sangatlah kecil.
"Kak, Doggy udah gede ya," ujar Tini pada kakaknya sambil membelai kepala Doggy dan ngeloyor masuk ke kamarnya. Tina hanya tersenyum.
Malam belumlah larut, ketika Tini hendak membasuh wajahnya di wastafel. Samar-samar ia mendengar satu suara tangisan bayi. Tapi ia tak menghiraukannya, meski hatinya bertanya-tanya: anak siapa yang menangis malam-malam begini.
Ia pun kemudian membasuh wajahnya di wastafel. Namun sesaat ketika badannya berbalik, ia melihat sesosok bayangan putih dengan rambut yang panjang terurai menutupi wajahnya, dengan menjinjing kepala seperti janin di tangannya. Ia pun tersentak kaget, namun ia masih bisa menguasai diri, sehingga ia tak sampai pingsan dan malah sosok bayangan itupun selintas berlalu.
Belum lagi reda rasa kagetnya, tiba-tiba datang Doggy, menatap tajam ke arahnya dan ia pun lari ke halaman belakang. Ia duduk di situ dan tak pernah mau beranjak dari tempatnya.
Tina yang tiba-tiba datang, dengan keras menendang Doggy hingga ia menjerit dan akhirnya beranjak dari tempat dimana ia duduk.
***
Pagi kembali datang dengan sinar mentarinya yang menghangatkan. Tini kaget setelah melihat ada sejumlah orang berkumpul di halaman belakang, dan serta merta melihat kakaknya menangis. Ada seorang dokter hewan di sana. Ternyata, Doggy telah mati dan dikuburkan di halaman belakang. Tini hanya bisa terdiam kelu...
Hari bergeser menjadi malam. Malam yang kian larut. Tinipun merebahkan tubuhnya. Selintas, ia kembali mendengar suara tangis bayi dan lolongan anjing. Entah ada kekuatan dari mana, sehingga ia berani mencari asal suara itu. Langkahnyapun tertuju ke halaman belakang rumahnya. Taman yang asri dan sejuk itu menjadi sebuah dingin yang menyayat, saat kedua tangannya dengan mendadak menggali tanah-tanahnya hingga kuku-kuku dan jemari tangannya terkelupas seluruhnya. Kedua tangannya perih, nyeri dan berdarah-darah. Tapi Tini tak sanggup menghentikannya. Ia terus saja mengais-ngais tanah itu.
Hingga saatnya, penggaliannya selesai juga. Di akhir pencarian dengan kedua tangannya itu, ia menemukan bungkusan berwarna putih, dan begitu dibuka betapa kagetnya ia, karena bungkusan itu berisi janin bayi. Ya, telah berbentuk seorang bayi.
Dengan kesadaran penuh, pagi harinya, kemudian Tina mengakui semua yang telah dilakukannya. Bahwa janin yang dikuburkan di halaman rumah itu adalah anak yang dikandungnya dari hasil hubungan di luar nikahnya bersama pacarnya; sang pemakai kaos oblong plus celana hawai yang pernah dijumpai Tini beberapa hari lalu.
Dan...Doggy, sang anjing yang sempat hendak menunjukkan sesuatu kepada Tini, juga telah dibunuh oleh Tina. Tina membunuhnya karena gelagat dari Doggy, sehingga ia takut bahwa segala yang telah dilakukannya akan ketahuan oleh orang lain, khususnya oleh adik dan keluarganya.
Ternyata, seekor anjing dengan instingnya dapat menunjukkan sebuah kenyataan bukan hanya saat ia masih bernyawa. Hingga ia matipun, Doggy masih sanggup menunjukkan sebuah kebenaran dengan berkolaborasi bersama janin tersebut.
* Inspirasi kisah ini diambil dari Nitemare Sidenya Ardan FM
8 komentar:
lucu kali kalo ada gambarnya...
^^
aku juga suka anjing jeng...pernah punya 2 sayang dah mati kala kutinggal keluar kota 2 hari, mati di atas keset depan kamarku lagi...huhuhu...saiki lg pengen kucing persia,..tetangga punya 2 cmau di jual agak murah...wkkwkwkwkwkw.....
Astaga.. koQ tega2nya tuh TIna, ampe bayinya sendiri dibunuh... si Doggy juga ikutan tewas lagi gara2 nghasih tau tini hadooh... smoga ini cuma akan jadi fiktif dan gak terjadi ..
Semangat n Happy blogging....
@Seiri Hanako iya..sayang ga ada gambarnya, ri..hehe..
@Belantara Indonesia iya..katanya anjing itu emang makhluk setia dibanding kucing...hehe..makanya ia banyak disukai..
waah..kasian dong..anjingnya mati..:(
persia pasti murah lah...ahahaha...
@Ferdinand sayangnya...ini udah jd kenyataan fer...:(
ne crita nyata kan? soalnya, critanya Indonesia bgt...
murah ya persia?..kalo sama kucing kampung murah mana?...kwkwkwkwk...lele
naLuri, yah naLuri yang tinggi bisa mengembaLikan keutuhan psikoLogis. siapapun itu peLakunya. anjing memang memiLiki naLuri yang tinggi, tetapi sebenarnya Lebih tinggi naLuri manusia. tetapi apa yang diLakukan justru seperti tidak memiLiki naLuri.
@lone fighter...yup..nyata, mas atan...:)
@belantara indonesia...hahaha...entahlah, aku bukan tukang kucing...hihii...lele..
@om rame...ya, naluri manusia yang amat mulia kadang bs terkalahkan oleh seekor anjing...:(
Posting Komentar